Sabtu, 14 Desember 2013

MAKALAH DASAR- DASAR ARKEOLOGI


KERAJAAN  MAJAPAHIT PADA
PEMERINTAHAN HAYAM WURUK


MAKALAH


UNTUK MEMENUHI MATA KULIAH
Dasar-dasar Arkeologi
Yang dibina oleh Drs. Slamet Sujud P.J., M.Hum



Oleh

1.   Adi Supriyatno                   130732607176
2.   Mei Wulandhari                  130732616146
3.   Muhammad Nasrullah        130732607185
4.   Nafisatul Farida                  130732607186
5.   Novita sari                          130732616147











UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
Oktober 2013


KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai dengan yang diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas “Kerajaan Majapahit pada Pemerintahan Hayam Wuruk “. Makalah ini dalam rangka penyusunan makalah kelompok.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen matakuliah  yang telah membimbing Dasar-Dasar Arkeologi penyusun sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menambah kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya.
Semoga makalah “Kerajaan Majapahit pada Pemerintahan Hayam Wuruk“ ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca.


                                                     Malang,08 Oktober 2013


                                                                 Penyusun




BAB I
PENDAHULUAN


A.       Latar Belakang
Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang menguasai Nusantara dan dianggap sebagai salah satu dari negara terbesar dalam sejarah Indonesia. Kekuasaannya terbentang di Jawa, Sumatra, Semenanjung Malaya,Kalimantan, hingga Indonesia timur, meskipun wilayah kekuasaannya masih diperdebatkan. Pada waktu itu agama hindu budha hidup damai berdampingan. Sebelum kerajaan Majapahit berdiri terlebih dahulu berdiri kerajaan Singosari yang didirikan oleh Ken Angrok pada tahun 1222 M yang berpusat di Tumapel,Malang.
Pada masa kekuasaan kerajaan Majapahit merupakan suatu masa yang paling mengesankan,karena dalam masa ini di Indonesia terdapat suatu kerajaan besar yang disegani oleh banyak Negara asing dan membawa keharuman nama Indonesiansampai jauh ke luar wilayah Negara Indonesia. Namun sejarah Majapahit pada hakikatnya menerima banyak unsur-unsur politis,kebudayaan dan social ekonomi dari kerajaan Singosari. Sumber utama untuk menyelidiki pendirian kerajaan Majapahit adalah prasasti Butak.

B.      Rumusan Masalah
1.      Bagaimana awal berdirinya kerajaan Majapahit?
2.      Bagaimana Majapahit pada masa pemerintahan Hayam Wuruk dan Gajah Mada?
3.      Bagaimana runtuhnya kerajaan Majapahit

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui sejarah berdirinya kerajaan Majapahit.
2.      Untuk mengetahui kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan Hayam Wuruk dan Gajah Mada.
3.      Untuk mengetahui sebab runtunya kerajaan Majapahit.



BAB II
PEMBAHASAN


A.      Sejarah awal berdirinya kerajaan Majapahit
Kerajaan majapahit didirikan oleh Raden Wijaya,dia adalah menantu dari Kertanegara anak dari Dyah lembu Tal,cucu Mahisa Campaka atau Narasinghamurti. Pada saat itu kerajaan Singhasari ditaklukan oleh Jayakatwang dan raja Kertanegara gugur. Pada saat itu juga Wijaya ditugaska oleh Kertanegara untuk memimpin pasukan Singhasari melawan pasuka kadiri yang datang dari sebelah utara. Awalnya pasukan Wijaya ini mampu mengalahkan pasuka dari Kadiri,namun lambat laun pasukan Wijaya banyak yang mengundurkan diri. Dan pada saat itulah Wijaya dikejar oleh pasukan Jayakatwang hingga dia melarikan diri didesa Kudadu,Madura.
Pada saat pelariannya ke Madura Wijaya meminta perlindungan kepada Bupati Arya Wiraraja. Berkat bantuan Arya Wiraraja Wijaya dapat kepercayaan dari Jayakatwang,dan diberikan sebuah hutan yang bernama hutan Terik untuk dibangun sebuah desa. Alasan wijaya meminta tempat tersebut adalah untuk sebuah benteng pertahanan terdepan dalam menghadapi musuh yang menyerang melalui sungai brantas. Permintaan Wijaya tersebut dikabulkan oleh Jayakatwang. Setelah itu Wijaya merubah hutan Terik tersebut menjadi sebuah desa yang diberi nama Desa Majapahit atau Wilwatikta.
Saat datang serangan dari China yang ingin membalas dan menaklukkan Kertanegara,keadaan ini tidak disia-siakan oleh Wijaya untuk menyerang Jayakatwang. Wijaya pada saat itu berhasil menipu pasukan China sehingga pasukan China mau bergabung dengan Wijaya untuk menghancurkan Jayakatwang. Jayakatwang dapat dikalahkan dan kerajaan Kadiri dan dihancurkan oleh pasukan China. Akan tetapi bagi Wijaya kemenangan itu harus berada dipihaknya. Akhirnya Wijaya menyerang pasukan China pada saat mereka berpesta dalam rangka merayakan kemenangannya atas kerajaan Kadiri. Serangan dari Wijaya membuat pasukan China kewalahan dan kalah dalam serangan tersebut. Pasukan China banyak yang kembali kenegeri asalnya. Dengan demikian  pada Tahun 1292 kerajaan Majapahit dianggap sudah berdiri meskipun system pemerintahannya secara resmi baru berjalan pada tahun 1293 yang ditandai dengan naik tahtanya sebagai raja pertama kerajaan Majapahit dengan gelar  Cri Kertarajasa jayawardhana. Raden Wijaya memerintah Majapahit pada tahun 1293-1309. Raden Wijaya wafat pada tahu 1309 dan digantikan oleh putranya yang bernama Kalagamet (menurut kitab pararaton) dengan gelar Cri Jayanegara. Jenazah Raden Wijaya dimakamkan didua tempat yakni :
a.       Dalam bentuk Jina ( Budha ) di Antanpura.
b.      Dalam bentuk Wisnu dan Siwa diCandi Simping ( dekat Blitar ). (Asmito,1988:106)

B.       Kerajaan Majapahit pada masa kepemimpinan Hayam Wuruk
Setelah Jayanegara wafat maka digantikan oleh Putri Gayatri (Istri Raden Wijaya). Tetapi putri Gayatri sudah menjadi Biksuni maka kedudukannya diwakilkan oleh putrinya Tribhuana. Kemudian Tribhuana kawin dengan Cakradara dan mempunyai anak yang bernama Hayam Wuruk. Tribhuana (Ratu Jayawisnu Wardhani) memerintah selama 22 tahun yang kemudian digantikan oleh putranya yang bernama Hayam Wuruk.
Hayam Wuruk dinobatkan sebagai raja Majapahit pada tahun 1350 dengan gelar Sri Rajasanagara pada usia 16 tahun. Dalam menjalankan tugasnya sebagai raja,Hayam wuruk dibantu oleh Mahapati Gajah Mada. Pada tahun 1331 Gajah Mada mengucapkan sebuah sumpah yang dikenal sebagai Sumpah Palapa. Isi dari sumpah palapa “  Saya baru akan berhenti berpuasa makan pelapa,jikalau seluruh Nusantara bertakluk dibawah kekuasaan Negara,jikalau gurun, seram ,tanjung, haru, pahang, dempo, bali, sunda, palembang dan tumasik telah dikalahkan. “ (kaelan,2010:32 dalam Yamin,1960:60). Saat  Hayam Wuruk menjadi raja muda Tribhuana sebagai ibu suri ratu selalu menasehati anaknya. Dan pada usia 21 tahun Hayam Wuruk diberi tugas oleh ibu suri untuk mencari permaisuri. Dalam menyelesaikan tugasnya Hayam Wuruk dibantu oleh Gajah Mada. Mereka mempunyai suatu tujuan yang sama yaitu untuk menyatukan Nusantara dibawah kekuasaan Majapahit.Namun Hayam Wuruk ingin membuktikan kepada ibu suri ratu bahwa dirinya bisa menyelesaikan tugasnya tanpa bergantung kepada gajah Mada. Pilihan ini membawa Hayam Wuruk sampai ke Sunda.
Pada waktu itu Raja Hayam Wuruk bermaksud untuk mengambil putri Dyah Pitaloka untuk menjadi permaisurinya. Setelah putri tersebut dan ayahnya bersama rombongan dari Sunda pergi ke Majapahit,terjadi perselisihan. Gajah Mada menghendaki agar putri Sunda dipersembahkan oleh Raja Sunda kepada Raja Majapahit sebagai tanda pengakuan tunduknya Kerajaan Sunda terhadap Kerajaan Majapahit. Para pembesar kerajaan Sunda tidak menyetujui terhadap permintaan Gajah Mada. Akhirnya terjadilah peperangan antara Majapahit dengan Sunda. Dalam peperangan itu para pembesar Sunda beserta putri Dyah Pitaloka wafat ditempat peperangan. Karena peristiwa ini Gajah Mada dianggap telah melakukan kegagalan politik.
Setelah kejadian ini Gajah Mada mengambil cuti untuk sementara dari tugasnya. Dewan menteri baru yang dibentuk oleh Hayam Wuruk tidak mampu menjalankan tugas seperti Gajah Mada. Karena keadaan tersebut,maka Raja Hayam Wuruk meminta Gajah Mada untuk kembali ke pemerintahan.
Saat pemerintahan Hayam Wuruk dan Gajah Mada,mereka sangat memperhatikan keadaan daerah-daerah kerajaan. Saat Pemerintahan,Raja Hayam Wuruk sering melakukan perjalanan kedaerah-daerah. Selain itu juga sering melakukan perjalanan kenegaraan disertai para pembesar kerajaan. salah satu perjalanan yang pernah dilakukan adalah perjalanan ke Pajang pada tahun 1351,Daerah Lasem pada tahun 1354,daerah Pantai Selatan (Lodaya) pada tahun 1357,daerah Lamajang pada tahun 1359,daerah Tirib dan Sempur pada tahun berikutnya. Daerah Blitar pada tahun 1361 dan daerah Simping pada tahun 1363. Pada saat kembalinya Hayam Wuruk dari perjalanannya, ia mendengar bahwa Gajah Mada sedang sakit. Dan pada tahun 1364 Gajah Mada meninggal. Sepeninggal Gajah Mada Raja Hayam Wuruk kehilangan salah satu tiang utama kekuatan Majapahit. Akhirnya Hayam Wuruk mengadakan sidang Dewan Sapta Prabu untuk memutuskan pengganti Gajah Mada. Dan mengangkat empat orang untuk menggantikan Gajah Mada,keempat orang tersebut adalah Aryatmaraja pu tanding menjadi Wrddhamantri,sang arra wira mandalika pu Nala di angkat menjadi mancanagara, dan patih Dami diangkat menjadi yuwamantri. Namun,hal itu tidak berlangsung lama. Keempat orang Menteri tersebut digantikan oleh dua orang Menteri yaitu Gajah Enggon dan Gajah Manguri. Akhirnya Hayam Wuruk memutuskan untuk mengangkat Gajah Enggon sebagai Patih Hamangkubumi menggantikan posisi Gajah Mada (I Wayan Badrika,1997:124).
Masa pemerintahan Hayam Wuruk tanpa Patih Hamangkubumi hanya berlangsung selama tiga tahun. Kemudian pada tahun 1389 Raja Hayam Wuruk meninggal dunia dan tidak diketahui tempat pendarmaannya. Semasa pemerintahan Hayam Wuruk ditulis kitab Nagarakertagama oleh Mpu Prapanca. Selain itu, ditulis juga kitab Kesusasatraan lain yang ditulis oleh Mpu Tantular,yaitu Sutasoma dan Arjunawijaya (Edhi Wurjantoro,1996:152).

C.    Penyebab Runtuhnya Kerajaan Majapahit
Selepas kemangkatan Hayam Wuruk pada tahun 1389  M, maka pemerintahan kerajaan pengganti selanjutnya. Penganti tahta kerajaan sesudah Hayam Wuruk adalah Wirakramawardani yang memerintah dari tahun 1389-1429 M merupakan menantu Hayam Wuruk. Pada pemerintahan Wirakramawardani politik kerajaan mulai merosot akibat ketidakpuasan hati dari saudara keturunan Rajasanegara yang membawa kelemahan kerajaan Majapahit. Perang saudara mula meletus akibat Virabumi tidak tunduk terhadap  penguasa Majapahit. Perang tercetus, ini mengakibatkan kepincangan politik Majapahit dan menyebabkan daerah kawasan majapahit memecahkan diri. Hal ini dibuktikan dengan pembebasan Palembang dari kekuasaan Majapahit. Serta kemunculan Melaka pada kurun ke 15 M. Hal ini menunjukan kelemahan raja Majapahit menyebabkan banyak negeri tidak lagi mengiktiraf kerajaan majapahit dan mencoba untuk membuat kerajaan sendiri.
Akibat daripada perang saudara diantara Virabumi dan Wirakramawardani menyebabkan Virabumi terbunuh pada tahun 1406 M dan kota Varabumi ditawan. Namun perang tersebut menyebebkan kematian pegawai China.  Hal ini menyebabkan hubungan dengan kerajaan china mulai renggang, walaupun hati maharaja cina dapat diredakan dengan meminta ganti rugi yang dibayar oleh Wikramawardani untuk menebus kematian pegawai cina dalam perang tersebut. Namun Cina menjaga perhubunganya dengan negeri di timur. Pada tahun 1429 M raja Wikramawardani meninggal dunia dan pemerintahan diwariskan kepada anaknya yaitu Ratu Suhita (1429-1447 M).
Pada pemerintah Ratu Suhita terjadi satu pemberontakan yang dipimpin oleh Bhre Daha. Ini menunjukan lemahnya pemerintah yang mengakibatkan pemberontakan untuk mengulingkan kerajaan. Selepas kematian Ratu Suhita pada tahun 1447 M tahta kerajaan dipegang oleh Raja Kertavijaya yang merupakan saudara laki-laki Ratu Suhita. Ekonomi kerajaan Majapahit semangkin lemah akibat kelemahan pemerintah Majapahit sendiri kerana, banyak daerah yang dulunya menjadi nadi ekonomi majapahit mulai tidak berhubungan dengan kota Majapahit seperti kalimantan timur dan pelembang.
Setelah pemerintahan Raja Kertavijaya kerajaan Majapahit diperintah oleh Seri Radjasawardana pada tahun 1451-1453 M, namun selepas kematian tiada warisan yang memerintah kerajaan Majapahit dan menyebabkan Majapahit tidak punya pemimpin. Dicatatkan bahwa ketika tahun 1453-1456 M Majapahit tidak mempunyai Raja. Sehingga kemunculan Hiang Purwawisjesa. Namun pada masa pemerintahan Hiang Purwawisjesa Majapahit memindahkan pusat pemerintahan ke Tumapil. Hiang Purwawisjesa memerintah selama sepuluh tahun (1465-1466).
Setelah itu kerajaan Majapahit diperintah oleh beberapa orang raja sehingga, tiga orang raja terakhir yang memimpin tahta kerajaan Majapahit yaitu Bera Widjaja yang berkuasa di Majapahit  yang dikenal sebagai Prabu Adipati Udara dan Prabu Maharadja Adipati Unus. Pemerintahan pusat semankin lemah apabila ketenteraan Majapahit mulai lumpuh kerana tidak mampu menepis serangan dari luar lagi, ini menunjukkan betapa lemahnya raja ketika memerintah Majapahit. Perkara ini dibuktikan semasa serangan yang dilakukan oleh demak dalam era pemerintahan Bera Wijaya tidak mampu untuk menepis serangan tersebut yang menyebabkan kota Majapahit di diruntuhkan.
Sehubungan dengan itu juga, kelemahan raja-raja Majapahit yang terakhir yakni Bira Wijaya adalah tidak mampu  mengawal perairan di selat Melaka.
Pemerintah Majapahit ketika itu jelas kelihatan runtuh dan terpaksa membuat perjanjian dengan Melaka. Perjanjian yang di lakukan pada tahun 1518 M adalah peristiwa penting kerana terpaksa melakukan satu perjanjian dengan Melaka. Hal ini menunjukan kemerosotan  Majapahit apabila melakukan perjanjian dengan pemerintah yang dulunya dibewah kekuasaan Majapahit.
Sebelum Negara Majapahit lenyap di Nusantara juga merupakan akibat serangan dari Demak. Peristiwa ini jelas menunjukan bahwa setelah zaman keemasan era pemerintahan Hayam Wuruk maka pemerintah kerajaan menjadi yang lemah, tidak bijaksana dalam menangani permasalahan politik yang menyebabkan kerajaan mejapahit kehilangan kewibawaan sehingga pemerintah terakhir sebelum dimusnahkann oleh kerajaan Demak. Akhirnya kerajaan Majapahit jatuh dan tidak dapat dibentuk lagi.




BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Kerajaan Majapahit berdiri pada tahu 1292 dengan raja pertama yang bernama Raden Wijaya dengan gelar Cri Kertarajasa Jayawardhana. Kerajaan Majapahit mengalami puncak kejayaan pada masa pemerintahan Hayam Wuruk. Hayam Wuruk diangkat menjadi Raja pada usia 16 tahun pada tahun 1350 M dengan gelar Sri Rajasanagara. Dalam menjalankan pemerintahannya Raja Hayam Wuruk dibantu oleh Patih Gajah Mada. Setelah Patih Gajah Mada meninggal Raja Hayam Wuruk sulit mencari penggantinya. Dan sejak saat ini Kerajaan Majapahit mulai mengalami kemunduran.
Setalah masa pemerintahan Hayam Wuruk berakhir,penganti tahta kerajaan sesudah Hayam Wuruk adalah Wirakramawardani yang memerintah dari tahun 1389-1429 M merupakan menantu Hayam Wuruk. Pada pemerintahan Wirakramawardani politik kerajaan mulai merosot akibat ketidakpuasan hati dari saudara keturunan Rajasanagara yang membawa kelemahan kerajaan Majapahit. Selain hal ini runtuhnya kerajaan Majapahit juga disebabkan oleh adanya serangan dari kerajaan Demak. Peristiwa ini jelas menunjukan bahwa setelah zaman keemasan era pemerintahan Hayam Wuruk maka pemerintah kerajaan menjadi yang lemah, tidak bijaksana dalam menangani permasalahan politik yang menyebabkan kerajaan mejapahit kehilangan kewibawaan sehingga pemerintah terakhir sebelum dimusnahkann oleh kerajaan Demak. Akhirnya kerajaan Majapahit jatuh dan tidak dapat dibentuk lagi.

B.     SARAN
Dalam menjalankan pemerintahan hendaklah mencontoh sikap kepemimpinan pemerintahan Raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada yang tidak membeda-bedakan suatu kepercayaan yang dianutnya. Mereka memerintah dengan penuh bijaksana dan adil serta lebih mementingkan kesejahteraan rakyatnya dan rela berkorban untuk Nusantara. 



Daftar Rujukan



Poesponegoro, M. D. & Notosusanto, N. 1984. Sejarah Nasional Indonesia II. Jakarta: PN Balai Pustaka.

Badrika, I W. 1997. Sejarah Nasional Indonesia dan Umum Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Wurjantoro, E. 1996. Sejarah Nasional dan Umum 1.Jakarta: Perum Balai Pustaka.

Kaelan. 2010. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.

Asmito. 1988. Sejarah Kebudayaan Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Drake, E. 2012. Gayatri Rajapatni. Yogyakarta: Ombak.

Mashersant. Nusantaraku, (Online), (http://mashersant.wordpress.com/2009/05/18/nusantaraku/) diakses pada tanggal 8 Oktober 2013.

Hafidz, K. 2013. Runtuhnya Kerajaan Majapahit. (online), (http://khalish-hafidz.blogspot.com/2013/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html) diakses pada tanggal 16 Oktober 2013.                     








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Leave Your Comment Please...